Masa kecilku terasa indah saat aku menyadari aku memilikinya.
Pria dewasa yang membuatku memiliki banyak kesempatan yang tidak dia punya di masa kecilnya.
Ayah membuatku mendapatkan tempat istimewa di tengah keramaian yaitu di pundaknya.
Ayah Bisa menghentikan membaca koran pagi di hari minggu saat aku ingin bercanda.
Ayah mau mengganti acara tinju kesukaannya demi kartun favoritku.
Ayah tidak pernah lupa membayar spp sekolah kami tiap semesternya walau kami tidak mengingatkannya, tidak sedikitpun ayah merasa terbebani walau kadang aku berpikir seberapa berat beban yang harus ia pikul.
Ayah selalu bilang pulang lah saat ibu mengatakan jangan pulang.
Ayah akan memilih meninggalkan kami untuk pekerjaannya walau berlibur besama keluarga jauh lebih menyenangkan.
Ayah mungkin tampak galak dimata teman-teman ku tapi Ayah tetap sosok yg menyenangkan bagi ku.
Ayah tidak ikut marah saat ibu menemukan puntung rokok di saku sekolah ku tapi dengan sabar ia menasehati ku.
Mungkin ayah selalu meninggalkan ku untuk bekerja tapi aku tau di sela-sela kesempatannya dia selalu menanyakan keadaan anak-anaknya pada ibu.
Mungkin ayah tidak pernah bilang "awas nanti jatuh" seperti yang sering ibu bilang, karna aku tau ayah yakin anak laki-lakinya bisa.
Mungkin ayah tidak seperti ibu yang bilang "keuangan kita sedang sulit" saat aku meminta sesuatu tapi ayah akan bilang dengan tegas "IYA tapi tidak sekarang".
Ayah kau mengajarkan ku arti kejujuran.
Ayah kau mengajarkan ku arti kerja keras.
Teriakmu tidak hanya membuat bising telinga ku tapi meresap hingga kedalam rongga hati.
Ocehanmu tidak menyakitkan hati tapi menyembuhkan semangat yang kadang patah.
Nasehatmu membuatku menemukan jalan terang bukan malah menyesatkan.
Motivasi darimu buat napas baru di hidup ku bukan malah menyesakkan paru-paru ku.
Engkau membuat mudah jalan yang sulit ku lalui,
Engkau membuat ringan beban yang ku pikul,
terimakasih ayah !
No comments:
Post a Comment